Selasa, 25 Agustus 2009

Tentang Sebagian Kecil Arsitek Belanda di Indonesia di Masa Penjajahan

Di masa antara 1900-1942, terdapat arsitek-arsitek profesional di Indonesia (mereka mulai masuk di awal abad ke-20). Sepanjang saya tahu, di sekitar 1905, kritik arsitektur muncul untuk pertama kalinya di Indonesia, saat arsitek P.A.J. Moojen (salah satu perancang kawasan Menteng) mengatakan bahwa karya-karya arsitektur Barat yang ada di Indonesia saat itu (yang tergolong Neo-Klasik, seperti misalnya Istana Merdeka, Gedung Pengadilan yang sekarang menjadi Museum keramik di Kota, dsb.) merupakan desain-desai Neo-Helenik "yng tak berjiwa."

Kemudian, pendidikan arsitektur ala Barat dibuka pertama kali di Indonesia di Technische Hoogheschool Bandung (sekarang ITB). Tidak ada jurusan arsitektur. Arsitektur diberikan dalam kelas dan studio sebagai bagian dari sub-studi jurusan teknik sipil. Hal ini terkait dengan faktor berikut: Politik Etis dan keinginan pihak penjajah untuk membuat eksploitasi alam Indonesia menjadi semakin efisien dan efektif. Kurikulumnya mencontoh kurikulum di TH Delft (sekarang TU Delft). Dosen-dosennya juga umumnya berasal dari (atau alumni) TH Delft.

Di antara pengajar terdapat arsitek-arsitek Henri Maclaine Pont, Thomas Karsten (seorang komunis yang menjadi "bapak" perencanaan kota di Indonesia), serta C.P. Wollf Schoemaker (arsitek yang gonta-ganti istri, yang menjadi mentor Sukarno, saat si calon presiden masih kuliah di THS Bandung).

Terutama antara Maclaine Pont dan Schoemaker, terjadi sebuah perdebatan yang memulai pencarian arsitektur bagi Indonesia. Perdebatan mereka mungkin merupakan awal dari pencarian akan sebuah arsitektur untuk Indonesia.

Perlu juga dicatat bahwa arsitek profesional yang ada saat itu bukan hanya orang Belanda. Ada arsitek Italia (yang merancang Istana Sultan Deli), ada arsitek Brasil (yang merancang Hotel Niagara di Lawang), dan tentu ada arsitek Indonesia (Liem Bwan Tjie, Abikusno yang juga aktifis Syarekat Islam, dsb. Silaban juga mulai berkarir di masa pra-1942).

Mengenai sebagian kecil arsitek-arsitek ini, dapat dilihat pada websites berikut ini.

Tentang Thomas Karsten:
http://glaivesofwisdom.blog.uns.ac.id/2009/04/18/thomas-karsten-arsitek-solo-tempo-doeloe/

Tentang Henri Maclaine Pont:
http://puslit.petra.ac.id/journals/request.php?PublishedID=ARS02300203

Tentang A.F. Aalbers:
http://www.classic.archined.nl/news/0006/Aalbers.html

Tentang C.P. Wolff Schoemaker, Ghijsels dan Maclaine Pont:
http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/81-005/ARSITEK%20BELANDA.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar