Selasa, 25 Agustus 2009

Sebagian Arsitek-Arsitek Pasca-Modern dan Kontemporer

Adalah Charles Jencks yang pertama kali memperkenalkan istilah "postmodern"(posmo; pasca-modern) dalam bidang arsitektur. Untuk lebih lanjut mengenai apa yang Jencks katakan, lihat: http://www.eng.fju.edu.tw/Literary_Criticism/postmodernism/jencks.htm

Tetapi, sebelumnya sudah ada pemikiran yang selaras dalam arsitektur. Misalnya, di tahun 1960an, arsitek Robert Venturi mengajukan sebuah konsep tentang "the difficult whole," yang mana keberagaman arsitektural dalam sebuah kota justru membentuk sebuah kesatuan yang menarik pada kota tersebut (kira-kira "bhinneka tunggal ika" dalam konteks arsitektur). Sedangkan dalam bukunya, "Learning from Las Vegas," ia mennjelaskan bahwa karya arsitektur berfungsi sebagai pemberi simbol/tanda (lihat: http://www.amst.umd.edu/Research/cultland/annotations/Venturi1.html. Lihat juga: http://www.architectsjournal.co.uk/1996064.article).

Lalu, ada juga pengaruh pemikiran dekonstruksi, sebagaimana yang diajukan oleh filsuf Jacques Derrida. Arsitek Peter Eisenman sempat berdiskusi dengan Derrida dalam mengerjakan sebagian karyanya (misalnya the Choral Work). Tentang dekonstruksi Derrida, lihat: http://prelectur.stanford.edu/lecturers/derrida/deconstruction.html.

Di tahun 1988 (kalau tidak salah), ada sebuah pameran di Museum of Modern Art, New York (dikuratori antara lain oleh Mark Wigley). Pameran ini menampilkan antara lain karya Eisenman, Zaha Hadid dan Bernard Tschumi. Karena suatu hal, si kurator memberi label "arsitektur dekonstruksi" pada karya-karya itu. Arsitektur dekonstruksi BUKANlah sebuah gaya, tetapi sebuah fenomena dalam masyarakat posmo, yang mana berbagai asumsi dasar dalama rsitektur dibongkar ("didekonstruksi"). Hanya saja, sebuah label hanyalah sebuah label. Di tahun 2006, saat diwawancarai oleh sebuah majalah arsitektur Korea Selatan, Tschumi mengatakan bahwa ia tidak pernah berusaha menciptakan karya yang "dekonstruktif." Zaha Hadid pun--setahu saya--tidak pernah mengklaim dirinya sebagai "arsitek dekonstruksi." Yang jelas ia dipengaruhi oleh suprematisme Malevich, terutama di masa 1980an dulu.

Di dekade 1990an, terjadi perkembangan baru. Pertama, pemikiran filsuf Gilles Deleuze (kadang menulis bersama psikiater bernama Felix Guattari) mempengaruhi sebagian wacana arsitektur (tentang Deleuze, lihat: http://plato.stanford.edu/entries/deleuze/). Kedua, teknologi komputer semakin matang (CAD, 3D Max, Form Z, CATIA, begitu juga perkembangan internet. Contoh arsitek yang fokus pada aspek ini adalah Marcos Novak. Lihat: http://www.mat.ucsb.edu/~marcos/Centrifuge_Site/MainFrameSet.html). Beberapa arsitek muncul dengan bentuk-bentuk baru (geometrik non-euclidian, berbasis teori ahli matematika bernama D'Arcy Thompson, dengan bukunya "On Growth and Form." Lihat buku ini pada: http://books.google.co.id/books?id=_9NMM9l5FMUC&dq=d'arcy+thompson&printsec). Salah satu arsitek yang muncul dengan bentuk baru ini adalah Greg Lynn (www.glform.com).

Ada arsitek-arsitek lain yang perlu diketahui konsep-konsepnya, seperti Rem Koolhaas, misalnya. Di bawah ini ada informasi mengenai beberapa arsitek pasca-modern dan kontemporer.

Tentang Pasca-Modernisme:
http://plato.stanford.edu/entries/postmodernism/

Tentang Aldo Rossi:
http://architect.architecture.sk/aldo-rossi-architect/aldo-rossi-architect.php

Tentang Robert Venturi:
http://www.vsba.com/
http://architect.architecture.sk/robert-venturi-architect/robert-venturi-architect.php

Tentang Michael Graves:
http://www.michaelgraves.com/

Tentang Peter Eisenman:
www.eisenmanarchitects.com
www.greatbuildings.com/architects/Peter_Eisenman.html

Tentang Bernard Tschumi:
www.tschumi.com

Tentang Coop Himmelblau:
www.coop-himmelblau.at/

Tentang Zaha Hadid:
www.zaha-hadid.com

Tentang Rem Koolhaas:
www.oma.nl

Tentang FOA:
www.f-o-a.net

Tentang Studio Asymptote:
www.asymptote-architecture.com

Tentang MVRDV:
www.mvrdv.nl

Tentang Andra Matin:
http://arsitekturina.blogspot.com/2007/11/andra-matin-one-of-worlds-most-exciting.html

Tentang Adi Purnomo:
www.studiomamo.com

Tentang Budi Pradono:
www.budipradono.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar